Habib Luthfi: Dzikir Kebangsaan Bukan Sekadar Ritual Spiritual

SuaraNegeri.com
Senin, 22 Desember 2025 | 08:57 WIB Last Updated 2025-12-22T01:57:59Z

SUARA NEGERI | GRESIK — Pengurus Wilayah Jamiyah Ahlith Thariqah al-Mutabarah Ahlussunnah wal Jamaah (JATMA ASWAJA) Jawa Timur menggelar Dzikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara yang dihadiri tokoh lintas agama, bertepatan dengan pelantikan Pengurus Cabang JATMA ASWAJA 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur, di Gresik, pada Minggu, 21 Desember 2025.

Kegiatan ini menjadi penegasan bahwa spiritualitas keagamaan dan kecintaan terhadap tanah air merupakan dua hal yang tidak terpisahkan.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Umum PB JATMA ASWAJA Habib Luthfi bin Yahya dan Sekretaris Jenderal PB JATMA ASWAJA Dr. A. Helmy Faishal Zaini, serta para tokoh agama lintas iman, ulama thariqah, dan ribuan jamaah dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Dalam tausiyah kebangsaannya, Habib Luthfi menegaskan bahwa kecintaan kepada Indonesia bukan sekadar simbolik atau seremonial, melainkan sebuah pengakuan iman yang harus tercermin dalam sikap hidup sehari-hari.

"Bagaimanapun keadaan bangsa ini, sejelek apa pun menurut penilaian kita, tetap wajib kita banggakan dan akui sebagai tanah air. Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku, ini lagu atau seremonial? Ini seharusnya menjadi ikrar," kata dia. 

Sejauh mana pengakuan kita, lanjut Habib Luthfi, terhadap Indonesia sebagai tanah airku. Tunjukkan Indonesia tanah airku, tidak hanya dalam lagu, tapi juga dalam perilaku.

Habib Luthfi menekankan bahwa ahlith thariqah memiliki tanggung jawab moral dan spiritual dalam menjaga keutuhan bangsa.

"Sejauh mana ahlith thariqah mampu menjadi penyangga stabilitas bangsa, menjaga akhlak masyarakat, dan menghadirkan keteladanan. Thariqah bukan menjauh dari negara, tetapi justru menguatkan negara melalui dzikir, adab, dan pengabdian," imbuhnya.

Menurutnya, dzikir kebangsaan bukan sekadar ritual spiritual, melainkan bentuk ikhtiar batin untuk merawat persatuan Indonesia di tengah tantangan zaman, polarisasi sosial, dan melemahnya rasa kebangsaan.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PB JATMA ASWAJA Dr. A. Helmy Faishal Zaini menegaskan bahwa Dzikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara merupakan manifestasi nyata dari Islam rahmatan lil ‘alamin yang berakar kuat pada tradisi thariqah mu‘tabarah dan nilai-nilai kebangsaan.

"JATMA ASWAJA memandang bahwa dzikir, thariqah, dan cinta tanah air adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Bela negara bukan hanya soal angkat senjata, tetapi menjaga persatuan, merawat toleransi, dan meneguhkan komitmen kebangsaan," ujar Gus Helmy.

Ia menambahkan bahwa kehadiran tokoh lintas agama dalam Dzikir Kebangsaan ini menjadi simbol kuat bahwa Indonesia dibangun di atas semangat kebersamaan dan saling menghormati.

"Ikrar Bela Negara yang diikuti tokoh lintas agama menunjukkan bahwa menjaga Indonesia adalah tanggung jawab bersama. JATMA ASWAJA ingin menjadi jembatan spiritual dan sosial dalam merawat harmoni kebangsaan," tegasnya.

Gus Helmy juga menekankan bahwa pelantikan pengurus cabang se-Jawa Timur harus menjadi awal penguatan peran JATMA ASWAJA di tingkat akar rumput.

"Pengurus JATMA ASWAJA di daerah harus hadir sebagai penjaga nilai, penguat persaudaraan, dan penebar kedamaian. Inilah wajah thariqah yang membumi, yang tidak hanya berdzikir, tetapi juga berkhidmah untuk bangsa dan negara," pungkasnya.

Melalui Dzikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara ini, JATMA ASWAJA meneguhkan komitmennya untuk terus merawat spiritualitas umat sekaligus memperkokoh fondasi kebangsaan Indonesia yang berlandaskan persatuan, toleransi, dan cinta tanah air.(sa/by)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Habib Luthfi: Dzikir Kebangsaan Bukan Sekadar Ritual Spiritual

Trending Now

Iklan