Jelang Sedekah Bumi Besok, Sesepuh Desa Peguyangan Bersama Warga Ziarah Ke Makam Damarwulan
0 menit baca
SUARA NEGERI | PEMALANG — Teruskan tradisi para leluhur, ratusan warga Desa Peguyangan, Kecamatan Bantarbolang, Pemalang, berziarah ke Makam Damarwulan (Mbah Pesawahan ), pada Selasa (15/7).
Ziarah ke Makam Damarwulan itu dihelat dalam rangka persiapan sedekah bumi, pada Rabu besok, giat tersebut diikuti kepala desa, Staf dan para perangkat desa Peguyangan.
Selain itu, terdapat pula pengajian oleh Kiai Sodiqin, tujuan memberi pencerahan kepada warga.
Kiai Sodiqin dalam ceramahnya, menceritakan pada zaman Rasulullah, tentang riwayat cucu Nabi Muhammad SAW yang gugur dalam pertempuran adalah Husain bin Ali, bukan Hasan.
Husain bin Ali gugur dalam Perang Karbala pada tahun 680 M (61 H).
Perang Karbala terjadi pada tanggal 10 Muharram 61 H di Karbala, Irak. Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW dan putra Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Muhammad, memimpin sebuah pemberontakan melawan pemerintahan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah.
Husain bin Ali dan sekitar 70 pengikutnya, termasuk keluarga dan sahabat-sahabatnya, berhadapan dengan pasukan Yazid yang jauh lebih besar. Meskipun mereka telah diberi jaminan keselamatan, pasukan Yazid menyerang dan membunuh Husain bin Ali dan banyak pengikutnya.
Sementara itu, Hasan bin Ali, saudara Husain, meninggal pada tahun 50 H (670 M) karena keracunan, bukan dalam pertempuran.
Hasan bin Ali dikenal sebagai salah satu khulafaur rasyidin dan memiliki peran penting dalam sejarah Islam awal, jelasnya.
Maka umat Islam dalam menghormati terbunuhnya cucu Rasulullah dengan cara selamatan dan sedekah dengan memberikan santunan pada anak yatim piatu.
Selamatan dengan bubur abang, merupakan simbul darah merah. Bubur putih juga simbul darah putih. Sebanyak 12 jenis yang disajikan ke teras makam. Diantaranya berbagai sayuran, buah dan lauk pauk yang berasal dari Desa Paguyangan.
"Maka Bulan Muharam itu mengingatkan ada kejadian waktu cucu RasuLullah dibunuh oleh musuh. Jadi bukan berarti pantangan untuk hajatan, tetapi sedang prihatin," paparnya.
Kepala Desa Paguyangan, Kasdono, menyampaikan bahwa sampai saat ini, belum tahu persis tentang Damarwulan, merupakan nama muda Bre Kertabumi atau bukan.
Sudah jadi tradisi, lanjut Kasdono sebelum sedekah bumi, harus ziarah ke Makam Damarwulan untuk menyampaikan doa restu.
Beliau dipercaya yang babat Desa Peguyangan, dan sebagian berpendapat hanya sesepuh desa.
"Kami selaku generasi muda, tinggal menjalankan adat yang sudah turun temurun; yaitu ziarah ke Makam Damarwulan sebelum melangsungkan sedekah bumi besok pagi," ungkapnya. (Rudiono)