SUARA NEGERI | JAKARTA — Persatuan Alumni GMNI Jakarta Raya menggelar rangkaian Pra Konferda V sebagai momentum merebut arah pembangunan Jakarta agar kembali berpihak kepada rakyat pekerja, bukan kepada kepentingan modal.
Dengan tema besar “Menyongsong 500 Tahun Jakarta dan Tantangan Membangun Peradaban Kota,” forum ini menjadi wadah konsolidasi gagasan para pemikir, aktivis, dan pejabat publik lintas generasi dalam semangat marhaenisme dan keadilan sosial.
Rangkaian Pra Konferda V ini terdiri atas empat Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan sepanjang Oktober hingga November 2025.
Tiap forum mengangkat isu mendasar seputar ruang hidup warga kota, tata kelola pemerintahan, kedaulatan ekonomi, hingga komitmen negara terhadap hak sosial rakyat:
- FGD I (18 Oktober 2025): Reforma Agraria Perkotaan sebagai Ruang Hidup yang Berkeadaban. Membahas hak rakyat atas tanah dan ruang kota yang selama ini dikuasai spekulan serta proyek-proyek komersial.
- FGD II (25 Oktober 2025): Tata Kelola Pemerintahan yang Akuntabel dan Transparan Menuju Jakarta Kota Global - Berkeadilan Sosial. Menyoroti pentingnya transparansi birokrasi dan peran publik dalam kebijakan pembangunan kota.
- FGD III (8 November 2025): Menumbuhkan Jakarta Kota Berdikari secara Ekonomi di Tengah Arus Globalisme Dunia. Mengupas arah ekonomi kota agar tidak terjerat dalam logika kapital global, tetapi tumbuh dari kekuatan rakyat sendiri.
- FGD IV (22 November 2025): Komitmen Negara Hadir atas Layanan Jaminan Sosial, Pendidikan, dan Kesehatan. Menegaskan kembali tanggung jawab negara terhadap hak dasar warga, bukan menyerahkannya kepada mekanisme pasar.
Para narasumber utama dalam rangkaian Pra Konferda ini merupakan figur nasional lintas bidang yang memiliki rekam jejak kuat dalam gagasan kebangsaan dan pembangunan kota, antara lain:
Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Pramono Anung, Prof. Muradi, serta sejumlah tokoh lainnya dari kalangan birokrat, akademisi, dan aktivis gerakan rakyat.
"Menjelang 500 tahun Jakarta, kita menolak kota yang hanya indah bagi investor, tapi gelap bagi rakyat kecil. Jakarta harus kembali manusiawi, berdaulat, dan menjadi ruang hidup yang setara," tegas Bung Lukman, salah satu penggerak panitia Pra Konferda V PA GMNI Jakarta Raya.
Forum ini diharapkan menjadi laboratorium ide dan gerakan untuk membangun masa depan Jakarta yang berdiri di atas prinsip keadilan sosial dan kedaulatan rakyat - sejalan dengan pesan Bung Karno, "Bangunlah dunia baru tanpa penindasan manusia atas manusia," (sa/by)