SUARA NEGERI | MAKASSAR — Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Selatan, Muhammad Arafah memaparkan potensi desa wisata dalam acara Capacity Building bertajuk Kiprah Bank Indonesia dalam Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Makassar, pada Kamis (23/10/2025).
Ia menyebutkan potensi desa wisata di Sulawesi Selatan terus mendapat sorotan. Tidak hanya karena keindahan alam dan kekayaan budayanya, tetapi juga karena peluang besar yang dimilikinya untuk menarik investasi asing.
"Hingga 2025, provinsi ini memiliki lebih dari 600 desa wisata yang terus berkembang," kata dia.
Sektor ini dipandang mampu menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi daerah, apalagi belum lama ini pemerintah pusat menargetkan pertumbuhan ekonomi yang cukup ambisius dengan capaian 8 persen pada 2029 mendatang.
Muhammad Arafah, menyebut bahwa pengembangan desa wisata di Sulsel terus mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
"Pada 2021 jumlahnya hampir 200, kemudian bertumbuh menjadi 400 lebih pada 2022, dan 500 lebih di 2023. Tahun 2024 sudah lebih dari 600 desa wisata," ungkap Arafah.
Menurutnya, pertumbuhan ini tak lepas dari potensi alam dan budaya Sulsel yang luar biasa, serta dukungan infrastruktur yang terus ditingkatkan.
Ia menambahkan, Disbudpar Sulsel juga aktif melakukan pendampingan dan promosi untuk meningkatkan daya tarik desa wisata.
"Ada lima pilar yang kami terapkan dalam mengembangkan pariwisata. Kita juga ada pendampingan jadi hampir setiap saat desa wisata ini kita undang untuk mendorong perkembangan pariwisata. Dari sisi promosi, tentu untuk daya tariknya juga kita gencarkan," ujarnya.
Lebih jauh, Arafah menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat infrastruktur pariwisata agar aksesibilitas ke desa wisata semakin mudah.
"Dari pariwisata kita mencoba mengelolanya agar aksesibel. Tapi banyak juga sisi aksesibilitas masih belum terjangkau baik, karena jalannya yang rusak," pungkasnya. (*)


