Jaringan Nusantara Dukung Tradisi Ngaseuk Masyarakat Adat Suku Baduy

SuaraNegeri.com
Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:47 WIB Last Updated 2025-10-16T02:47:04Z

SUARA NEGERI | LEBAK BANTEN — Di tengah hijaunya perbukitan Kanekes, masyarakat Baduy Luar menggelar tradisi sakral ngaseuk, atau menanam padi huma, yang menandai dimulainya musim tanam baru.

Dipimpin oleh Jaro Oom, Kepala Desa Kanekes, prosesi ini menjadi simbol hubungan harmonis antara manusia, alam, dan adat yang telah terjaga ratusan tahun.

Sejak pagi, warga membawa benih padi lokal hasil simpanan tahun sebelumnya. Tidak ada traktor, tidak ada pupuk kimia, dan tak ada kebisingan alat modern. Yang ada hanyalah langkah-langkah tenang, suara doa, dan tugal, tongkat kayu runcing yang menembus tanah dengan penuh hormat.

"Ngaseuk itu bukan sekadar tanam padi, tapi tanam doa dan harapan. Kami mulai dengan hati bersih supaya bumi tetap memberi kehidupan," ujar Jaro Oom saat memberikan penjelasan, pada Kamis (16/10/2025).

Dalam adat Baduy, setiap butir padi dianggap suci. Karena itu, proses menanam dilakukan dengan tenang dan penuh makna. Perempuan membawa benih, laki-laki menugal tanah, semuanya bekerja tanpa perintah, hanya dengan kesadaran kolektif menjaga bumi.

"Kami tidak menanam untuk kaya, tapi untuk hidup. Alam akan memberi cukup kalau manusia tidak serakah," tambah Jaro Oom.

Filosofi ini bukan hanya soal pertanian, tapi juga tentang cara hidup, menjaga keseimbangan, menghormati alam, dan mensyukuri secukupnya.

Kegiatan ngaseuk tahun ini juga mendapat dukungan dari Jaringan Nusantara, sebuah gerakan kebudayaan yang berkomitmen untuk merajut kecantikan budaya Nusantara melalui aksi nyata di berbagai daerah adat.

Lewat pendampingan dan dokumentasi, jaringan ini ingin memperlihatkan bahwa kearifan lokal seperti tradisi Baduy bukan warisan statis, tapi sumber inspirasi bagi Indonesia modern.

"Kami hadir bukan untuk mengubah, tapi untuk belajar. Karena di Baduy kita melihat bagaimana harmoni dan kesederhanaan bisa jadi kekuatan bangsa," ujar Onoyu salah satu perwakilan Jaringan Nusantara.

Ngaseuk di Baduy Luar bukan hanya ritual adat, tapi pesan ekologis dan moral untuk seluruh negeri: bahwa ketahanan pangan, pelestarian budaya, dan rasa syukur bisa tumbuh bersama.

Dari huma Kanekes, masyarakat Baduy menanam bukan hanya padi, tapi juga semangat untuk menjaga Nusantara tetap hidup dan indah.

"Yang kami tanam bukan cuma benih, tapi warisan. Ini cara kami menjaga Indonesia tetap elok dengan caranya sendiri," tutup Jaro Oom dengan nada penuh keyakinan.

Tradisi ngasek padi Baduy Luar biasanya berlangsung antara Oktober hingga awal November. Pengunjung yang datang diimbau menghormati adat, tidak memotret sembarangan, dan mengenakan pakaian sopan.

Kegiatan Jaringan Nusantara menjadi langkah konkret untuk mengangkat nilai-nilai budaya asli sebagai sumber inspirasi bagi bangsa.(sa/by).

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Jaringan Nusantara Dukung Tradisi Ngaseuk Masyarakat Adat Suku Baduy

Trending Now

Iklan