SUARA NEGERI | KENDAL — Fenomena membeludaknya pelamar kerja di sebuah toko di Cianjur, Jawa Barat, baru-baru ini viral di media sosial. Ribuan pencari kerja menyerbu lowongan kerja (loker) yang hanya dibuka untuk 50 posisi di toko tersebut.
Menurut Pemerhati Ketenagakerjaan Dani Satria, saat ini jumlah loker di daerah masih sangat terbatas.
"Fenomena di Cianjur tersebut juga menandakan bahwa terlihat jelas minimnya lapangan pekerjaan layak di daerah. Maka tak heran jika setiap ada loker yang dibuka, langsung diserbu oleh ribuan pelamar," kata dia, di Kendal, Jawa Tengah, pada Selasa (22/07/2025).
Fenomena ini, lanjut Dani, menunjukkan kurangnya lapangan pekerjaan layak di daerah. Berdasarkan persebaran data job posting, terlihat adanya ketimpangan distribusi kesempatan kerja antara daerah dan pusat.
"Akibatnya, banyak pencari kerja di daerah harus bersaing ketat untuk posisi yang sangat terbatas tersebut," kata Pemerhati Ketenagakerjaan Dani Satria.
Dani menambahkan, umumnya jenis pekerjaan yang ditawarkan di daerah juga sering kali tidak sesuai dengan pendidikan atau keterampilan para pelamar. Apabila suatu loker menerima semua latar belakang pendidikan, biasanya akan dialihkan ke perusahaan outsourcing.
"Kondisi saat ini terlihat bahwa sebagian besar loker dan kuantitas pekerjaan layak masih terpusat di kota-kota besar. Tentu saja kota seperti Jakarta dan ibu kota provinsi lainnya masih menjadi magnet utama bagi pencari kerja, karena menawarkan gaji yang lebih besar," imbuh Dani.
Kurangnya lapangan pekerjaan layak di daerah membuat banyak masyarakat, terutama anak muda (Naker), memilih untuk merantau ke luar negeri. Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan dan Australia menjadi tujuan favorit karena dinilai menawarkan penghasilan lebih tinggi dan peluang kerja yang lebih menjanjikan.
Fenomena ini juga terlihat dari semakin menjamurnya Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di daerah yang menawarkan program penyaluran tenaga kerja ke luar negeri. LPK-LPK tersebut kini menjadi alternatif bagi generasi muda daerah yang kesulitan mendapatkan pekerjaan layak di tanah air. (sri)