Dokter Tifa: Ijazah Palsu, Luka Batin Bangsa

SuaraNegeri.com
20 Juni 2025 | 10:12 WIB Last Updated 2025-06-20T03:14:04Z

SUARA NEGERI | JAKARTA — Di atas kertas, sebuah ijazah tampak seperti lembar biasa—tulisan, tanda tangan, cap. Tapi dalam hakikinya, ia adalah simbol kejujuran. 

Ia mewakili peluh yang jatuh dalam sunyi, malam-malam penuh belajar, harapan orang tua, dan tekad untuk maju secara sah.

Maka saat selembar ijazah dipalsukan, yang terkoyak bukan hanya hukum. Yang berdarah adalah batin sebuah bangsa.

Bukan hanya soal gelar yang semu, tapi soal nilai yang dirusak. Anak-anak diajarkan bahwa kerja keras bisa ditukar dengan kebohongan. Bahwa kepercayaan rakyat bisa dikaburkan dengan dokumen tiruan.

Bahwa pemimpin bisa berdiri di atas panggung bukan karena pantas, tapi karena selembar kebohongan.

Luka batin ini tak tampak oleh mata. Tapi ia terasa. Dalam kegetiran rakyat yang lelah ditindas hukum yang berat sebelah. Rakyat yang tertekan  didera kemiskinan yang terus dibiarkan dan hanya dihibur dengan kaos yang dilempar di tepi jalan. dan sembako yang diberikan mdam bungkus kemunafikan.  Dalam keadilan yang seolah membatu dan mati suri. 

Karena saat fondasi integritas diganti dengan kepalsuan, seluruh bangunan bangsa jadi rapuh, kumuh, menghasilkan kepedihan tak terperi, ketika perjuangan para pendiri bangsa dilecehkan segerombolan perampok berkedok baju putih celana hitam sederhana.

Luka ini menolak diobati dengan propaganda dokumen-dokumen yang semakin menampilkan kepalsuan demi kepalsuan. Karena pada dasarnya, kebohongan hanya bisa ditutupi dengan kebohongan. Dan puncak kebohongan itu diabadikan di pojok sebuah pasar yang dengan zalimnya dibakar, untuk membakar habis bukti-bukti sebuah mufakat yang khianat.

Satu-satunya cara menyembuhkan, adalah dengan satu hal: kebenaran.

Kebenaran yang jujur. Kebenaran yang tak pernah takut. Kebenaran yang siap membuka lembaran-lembaran yang selama ini disembunyikan.

Karena hanya ketika bangsa ini berani menghadapi luka itu, membersihkannya, dan menegakkan keadilan, menyatakan kebeneran, barulah kita benar-benar sembuh. Barulah kita bisa berjalan lagi—tegak, bermartabat, dan utuh—sebagai sebuah bangsa yang masih punya harapan.

Dan saat kebenaran menang, luka batin itu tak akan jadi aib, tapi jadi pelajaran berharga: bahwa bangsa ini pernah diuji, 
Dan bangsa ini memilih untuk bangkit dengan tangan terkepal siap menghentikan segala kebohongan.

Bangsa ini, siap melanjutkan langkah, dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan.

@DokterTifa
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dokter Tifa: Ijazah Palsu, Luka Batin Bangsa

Trending Now

Iklan