SUARA NEGERI ■ Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten PALI pada akhir Juli 2021 ini bakal menghadapi dua persoalan yang sangat serius di Bumi Serepat Serasan.
Bagamana tidak, karena memasuki bulan Agustus ini, di prediksi puncak masa kritis pandemi covid-19 akan mengalami lonjakan secara signifikan sampai bulan September mendatang.
Pada waktu yang bersamaan, di bulan Agustus itu juga memasuki musim kemarau atau musim kering yang akan menyebabkan rawan kebakaran hutan dikawasan wilayah kabupaten PALI.
BPBD PALI sebagai Lembaga Pemerintah yang ditugaskan untuk penanggulangan bencana di Daerah, pihaknya harus mengatur tugas di dua kebutuhan pada bulan yang sama.
"Puncak covid-19 diprediksi pada bulan 8 berbarengan dengan sering terjadi kebakaran hutan pada bulan itu," ujar Junaidi Anuar SE, Kepala BPBP PALI, pada Jumat (9/7/2021) kemarin.
Meskipun demikian, kata dia, ledakan kasus harian covid-19 dapat dihindari dan diminimalisir dengan mematuhi pemaksimalan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Selain itu juga perlu peran dari semua pihak, dan kesadaran masyarakat dalam mematuhi apa yang diterapkan oleh pemerintah termasuk mendukung strategi PPKM yang sudah disiapkan.
Dikesempatan itu juga Junaidi Anuar mengimformasikan data secara komulatif kasus terkonfirmasi selama covid-19 melanda kabupaten PALI.
"Yang terkonfirmasi sekarang berjumlah 550 orang, 42 meninggal dunia, 2 isolasi dirumah sakit, 7 orang isolasi mandiri dan selebihnya sudah sehat kembali," katanya membeberkan.
Sementara untuk menghadapi Karhutla menjelang musim kemarau ini, pihak BPBD sudah membentuk tim kerjasama dengan pihak TNI-Polri yang setiap saat siap turun kelapangan.
■ Suherman
