SUARA NEGERI | JAKARTA — DPD PA GMNI Jakarta Raya kembali menunjukkan kelasnya sebagai barisan terdepan penjaga ideologi Marhaenisme.
Dalam Diskusi Publik bertema “Front Marhaenis Ambil Peran: Berdaulat, Berdikari, Berbudaya”, dua figur nasional, Bambang “Pacul” dan Prof. Muradi, tampil mengobarkan kembali urgensi konsolidasi ideologi di tengah turbulensi politik nasional.
Kehadiran dua tokoh tersebut bukan sekadar formalitas, tetapi bagian dari upaya serius mempertegas posisi Marhaenisme sebagai fondasi gerakan, bukan jargon politik.
Di tengah antusiasme peserta, Ketua Umum PA GMNI Prof. Arief Hidayat memberikan apresiasi langsung yang sekaligus menjadi legitimasi politik atas arah gerakan ini.
Dengan tegas ia menyampaikan, "Mantap dan benar, Mas Bambang Pacul!," pungkas Prof. Arief Hidayat, Ketua Umum PA GMNI, pada Minggu (7/12).
Pernyataan singkat namun tajam itu menjadi sinyal kuat bahwa langkah yang ditempuh DPD PA GMNI Jakarta Raya berada dalam koridor garis ideologis organisasi, bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan konsolidasi arah perjuangan.
Prof. Arief menilai bahwa penguatan ideologi bukan lagi pilihan, tetapi kewajiban strategis bagi seluruh kader dan alumni GMNI. Apalagi di tengah kontestasi gagasan nasional yang kian cair, Marhaenisme harus tampil sebagai jangkar pemikiran yang berpihak pada rakyat pekerja.
Diskusi ini sekaligus menegaskan bahwa Jakarta Raya tetap menjadi episentrum gerakan Marhaenis, tempat gagasan diuji, arah diperjelas, dan keberanian politik dipertajam.(sa/by)


