SUARA NEGERI | JAKARTA — Netizen lagi heboh! Rumah-rumah mewah pejabat, Menteri, Wamen, dan direksi BUMN lagi ramai shareloc alias dibagikan lokasi secara viral di medsos. Fenomena ini bukan sekadar prank digital, tapi cermin nyata dari politik hedon yang udah lama dijalanin elite negeri.
Praktisi hukum sekaligus aktivis, Fredi Moses Ulemlem, langsung angkat suara.
Menurutnya, pejabat kita jangan cuma mikirin gaya hidup mewah dan kesenangan pribadi.
"Ini bukan dunia selebriti. Kesenangan dan materi nggak boleh jadi tujuan utama pejabat publik," katanya tegas, pada Senin (1/9).
Fredi bilang, hidup hedon bisa bikin pejabat lupa tanggung jawab ke rakyat. Mereka jadi lebih fokus pamer barang mewah, belanja nggak penting, atau pesta-pesta mahal, sementara rakyat masih berjibaku sama harga sembako dan biaya hidup yang naik terus.
"Kalau ini terus dibiarkan, korupsi bisa jadi jalan buat biayain gaya hidup mewah mereka," ujarnya.
Viralnya shareloc rumah pejabat justru nunjukin reaksi spontan publik. Rumah yang selama ini dianggap aman dan privat sekarang jadi simbol jurang sosial yang makin dalam.
Menurut pakar komunikasi politik, Dr. Ratna Dewi, ini fenomena “reversal of fear”, Rakyat biasanya takut sama hukum atau aparat, sekarang pejabat yang ketakutan karena gaya hidup mereka diperhatiin dan dipersoalkan publik.
Direksi BUMN juga nggak luput dari sorotan. Gaji miliaran, rumah dinas mewah, mobil dinas kelas atas, semua itu jadi bahan bakar kemarahan netizen.
Prof. Bambang Adi, sosiolog UGM, menambahkan, Isu gaya hidup bisa lebih nyentuh publik dibanding kasus korupsi. Politik hedon itu bahan bakar paling cepat buat ledakan sosial. Viral shareloc rumah pejabat cuma reaksi spontan dari ketimpangan yang ada.
Fredi pun menegaskan, “Pejabat harus sadar dan berbenah. Hidup hedon bukan cuma merugikan publik, tapi juga bikin posisi mereka sendiri rapuh. Rasa muak kolektif masyarakat bisa jadi bumerang besar,”
Intinya, pagar tinggi, CCTV, atau satpam bersenjata nggak cukup lagi. Politik hedon udah jadi isu serius, bahkan bisa jadi risiko keamanan nasional kalau terus dipertontonkan. Jadi, para pejabat, udah saatnya berhenti pamer kemewahan dan mulai mikirin rakyat.(sa/by)