SUARA NEGERI | SOLO — Presiden Prabowo Subianto menyatakan keprihatinannya atas praktik keserakahan atau "serakahnomics" dalam pengelolaan kekayaan negara yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat hingga mengancam konstitusi.
Kepala Negara menyinggung fenomena baru dalam dunia ekonomi yang ia sebut sebagai mazhab serakahnomics, yakni perilaku rakus yang tak lagi mengindahkan moral, hukum, maupun kepentingan bangsa.
Hal itu disampaikan Presiden saat memberi sambutan dalam penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Edutorium KH Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Solo, Jawa Tengah, pada Minggu malam.
"Serakahnomics ini sudah lewat, nggak ada di buku, nggak ada di universitas ekonomi kayak begini. Ini ilmu serakah," katanya.
Ia menyatakan bahwa dirinya dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming telah disumpah untuk menjalankan Undang-undang Dasar 1945 serta menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan harapannya agar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dapat melahirkan tokoh-tokoh yang tidak hanya menjadi politisi, tetapi juga pejuang politik.
"PSI harus menghasilkan tokoh-tokoh pejuang. Saya katakan di Gerindra kita partai politik, saudara boleh cita-citamu menjadi politisi tetapi lebih mulia, lebih hebat, lebih gagah kalau saudara lebih dari politisi, tetapi saudara menjadi pejuang politik," ujar Prabowo.
Prabowo menekankan pentingnya menjadikan politik sebagai sarana perjuangan untuk membela keadilan, kebenaran, dan kejujuran.
Menurutnya, seorang pejuang politik adalah mereka yang berdiri bersama kaum lemah, membela hak-hak masyarakat miskin, serta berpihak kepada mereka yang tertindas.
Presiden Prabowo mengatakan kemenangan atau kekalahan dalam politik bukanlah hal utama, melainkan keberanian untuk tetap berada di jalan yang benar.
"Menang dan kalah urusan belakang, tetapi kalau kau berada di jalan yang benar Insya Allah saudara akan dicintai dan saudara akan didukung, karena rakyat kita memerlukan pejuang-pejuang politik yang membela rakyat bukan yang membela ketidakadilan," ucap Kepala Negara.
Menurutnya, seorang pejuang politik adalah mereka yang berdiri bersama kaum lemah, membela hak-hak masyarakat miskin, serta berpihak kepada mereka yang tertindas.
Lebih lanjut Prabowo juga menyinggung karakter PSI yang beranggotakan banyak anak muda dan memiliki semangat melakukan terobosan dalam dunia politik.
Presiden menyebut keberanian PSI dalam menggunakan teknologi-teknologi baru merupakan hal positif yang mencerminkan adaptasi terhadap perubahan zaman.
Namun, Kepala Negara mengingatkan bahwa rakyat Indonesia pada masa kini berbeda dengan era sebelumnya. Masyarakat saat ini dinilai lebih cerdas dan melek teknologi, serta memiliki kemampuan untuk menilai secara kritis siapa pemimpin yang benar-benar berpihak kepada rakyat.
"Rakyat Indonesia sekarang pandai-pandai, rakyat Indonesia punya gawai semua, rakyat Indonesia itu menangkap siapa pemimpin yang benar dan siapa pemimpin yang tidak benar," pungkas Prabowo.
sumber : Antara