SUARA NEGERI | BREBES — Tim relawan "Sedulur Asrofi" , barisan relawan pendukung bakal calon bupati Brebes 2024-2029 Asrofi hadir dalam kegiatan sedekah Bumi di Desa KaliJurang, Kecamatan Tonjong Brebes, kemarin.
Dalam kegiatan ini Sedulur Asrofi selain hadir juga sebagai bentuk antisipasi dan dukungan atas kegiatan sedekah bumi yang digelar warga Desa Kalijurang.
"Alhamdulilah kami bisa hadir, ini selain sebagai bentuk dukungan kami kepada kegiatan ini, sekaligus ikut berpartisipasi meramaikan dengan sedikit memberikan sejumlah paket makanan ringan dan akomodasi lain, dan partisipasi ini murni dari Pak Asrofi," kata Muhammad Kartolik, ketua koordinator relawan "Sedulur Asrofi" pada Rabu (17/7).
Selain sebagai suport dalam giat yang digelar warga desa Kalijurang, dia juga tak menampik sekaligus sebagai ajang untuk memperkenalkan sosok Asrofi yang akan maju di bursa kontestasi pemilihan bupati Brebes 2024.
"Selain sebagai dukungan kami terhadap budaya, dalam kesempatan ini kami juga ingin memperkenalkan sosok Asrofi sebagai bakal calon Bupati Brebes 2024-2029 mendatang," katanya.
"Partisipasi ini murni dari beliau, dan Pak Asrofi memang memiliki perhatian dalam pengembangan potensi desa termasuk di sektor pariwisata dan budaya," sambungnya.
Burhan, Panitia pelaksana menuturkan kegiatan itu memang membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin bersedekah, namun hadirnya tim Sedulur Asrofi maupun bentuk dukungan dan partisipasinya, ia menyampaikan terimakasih.
"Acara ini kami membuka siapapun untuk ikut berpartisipasi dan alhamdulilah dari Bapak Asrofi melalui timnya telah ikut mendukung dan berpartisipasi, kami mewakili warga Desa Kalijurang menyampaikan rasa terimakasih," ujar Burhan yang merupakan sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kalijurang.
Dibeberkan Burhan, acara sedekah bumi yang saat ini telah diganti dengan Sedekah Desa merupakan kegiatan budaya tahunan dimana pada tahun-tahun sebelumnya disebut sebagai “Sedekah Bumi”, lalu untuk meninggalkan kesan puritan dan agar lebih bernuansa Islam diganti dengan "Kalijurang Bersedekah".
Hal sama disampaikan Warsono, ketua Pokdarwis, acara itu selain sebagai bentuk nguri uri budaya dan meningkatkan potensi wisata, sekaligus dalam rangka memperingati tahun baru Islam.
Lebih jauh Warsono menuturkan kegiatan Kalijurang Bersedekah adalah sebagai bentuk memberikan penghormatan kepada tradisi leluhur serta meningkatkan rasa syukur dan silaturahmi antar warga.
“ Kali Jurang Bersedekah, diwujudkan dalam kegiatan pawai tumpeng dan do'a bersama," tandasnya.
Dalam pawai tersebut tampak 9 gunungan nasi kuning diarak oleh warga diiringi lantunan sholawat menuju sebuah kawasan yang disebut candi Poh, atau sebagian warga menyebutnya sebagai candi Cirebon.
Kawasan seluas hampir 2 hektar yang terdapat situs diyakini warga setempat sebagai petilasan Mbah Ahmad, sesepuh desa Kalijurang, yang juga dikenal sebagai pengikut dari Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati tersebut terdapat 8 pohon raksasa yang diperkirakan berusia lebih dari ratusan tahun.
"Desa Kali Jurang ini memang sudah ada sejak 1820-an. Pohon-pohon raksasa ini setidaknya bisa menjadi salah satu penanda disana, sehingga Pokdarwis Desa Kalijurang berinisiatif mengembangkan kawasan ini sebagai tujuan wisata andalan," kata salah satu tokoh setempat. (ron)