SUARA NEGERI | PALU — Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah bekerjasama dengan USAID bersama kelola perikanan (Ber-IKAN) melaksanakan kegiatan sosialisasi program hibah yang di selenggarakan di Hotel Santika, jalan Moh. Hatta, Kota Palu, Senin ( 29/1/2024).
USAID Ber-IKAN menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Program Hibah (Grant Outreatch) yang bertujuan untuk memperkenalkan kegiatan program hibah USAID Ber-IKAN kepada kelompok/ komunitas masyarakat lokal serta mengindentifikasi organisasi tertentu ditingkat lokal yang yang merupakan calon penerima hibah.
USAID Ber-IKAN mengalokasikan dana hibah sebesar US$2,3 Juta untuk mengembangkan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan sesuai dengan tujuan utama. USAID Ber-IKAN memberikan hibah dengan durasi proyek maksimal 16 bulan dan peluang pendanaan ini bertujuan untuk mendorong upaya kolaboratif ditingkat provinsi dan memberikan solusi yang efektif dalam menjawab tantangan ditingkat komunitas.
Program Hibah USAID Ber-IKAN akan mendukung solusi dari empat kegiatan utama yaitu memperkuat Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas ) untuk mendukung pengawasan perikanan, memfasilitasi pendaftaran kapal dan implementasi logbook untuk perikanan skala kecil, memberdayakan komunitas nelayan skala kecil dalam usaha perikanan berkelanjutan dan meningkatkan kesadaran terhadap perlindungan tangkapan sampingan dan pelaporan spesies laut yang langka, terancam punah dan dilindungi
Menurut Koordinator USAID Ber-IKAN Sulawesi Tengah, Hamka Karepesina menuturkan lokasi kerja USAID Ber-IKAN sudah di rekomendasikan sejak awal pembentukan program dari DKP Kabupaten dan Provinsi setempat. Harapannya, kegiatan yang sudah dilakukan rekan-rekan organisasi, instansi terkait di desa lain dapat direplikasi di lokasi target program ini.
"Sesungguhnya ada sasaran dari program ini adalah memajukan kemandirian pemerintah indonesia untuk mendukung pengelolaan perikanan secara bekelanjutan dalam hal meningkatkan keanekaragaman hayati sumberdaya kelautan dan pesisir," ujarnya
Ia juga mengatakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan bisa dilakukan secara parsial baik pemerintah daerah atau lembaga lainnya.
"Sesungguhnya kita membutuhkan kolaborasi makanya program ini dinamakan dengan bersama kelola perikanan, kita ingin meningkatkan stakeholder baik itu pemerintah daerah, swasta, lembaga dan sebagainya.Salah satu bentuk kolaborasi itu dalah bagaimana kita melibatkan peran NGO didalamnya dalam melakukan pendampingan dilpangan," jelasnya.
Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah, Moh Arif Latjuba pada sambutannya mengatakan menyampaikan terimakasih setinggi-tingginya kepada USAID Ber-IKAN melaksanakan kegiatan ini dan berpatisipasi untuk sulawesi tengah.
Program hibah ini mendorong terbentuknya jaringan kolaboratif di antara LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), akademisi, komunitas perikanan, pelaku usaha perikanan, masyarakat lokal/masyarakat adat, pemuda dan kelompok perempuan yang memiliki fokus pada pemberdayaan kapasitas, peningkatan Pengelolaan perikanan.
"USAID Ber-IKAN sudah banyak berbuat untuk tahun 2023 dan di tahun 2024 berharap dapat mendukung program dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng dalam rangka untuk pendampingan masyarakat dan didukung dari berbagai lembaga NGO,"ungkapnya.
Kadis DKP Sulteng juga menjelaskan Wilayah Pengelolaan Perikanan di 715 provinsi sulteng terdiri dari 3 (tiga) kabupaten antara lain Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Tojo Una-una dan Kabupaten Banggai.
"masing-masing Kabupaten itu terdiri dari 3 Desa yang kami sampaikan berbasis pelabuhan perikanan. Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari Desa Paranggi dan Desa yang berdekatan, kemudian di Kabupaten Tojo Una-Una ada Desa Labuan yang tentunya berdekatan dengan pelabuhan Perikanan dan ada juga TPI salah satunya Desa Bahari.Kemudian Kabupaten Banggai konsentrasinya di pelabuhan PPI wilayah III Pagimana di Desa Jaya Bakti dan ada beberapa Desa di sekitar," Jelasnya.
Lanjut menjelaskan, ia mengatakan bahwa USAID Ber-IKAN kedepan akan membiayai sebesar US$2,3 Juta, ini akan tentunya apakah membentuk konsorsium dan kolaborasi bersama NGO tapi penawarannya akan di sileksi oleh pihak USAID Ber-IKAN.
Pada Program Hibah USAID Ber-IKAN terbuka bagi pemangku kepentingan termasuk, Organisasi non pemerintah (NGO), Organisasi berbasis masyarakat, lembaga penelitian/universitas, Asosiasi, UMKM, Koperasi Perikanan, Sektor Swasta dan Entitas lain yang memenuhi syarat.
Secara khusus, program ini membantu meningkatkan pengadopsian dan kepatuhan terhadap kebijakan perikanan berbasis bukti untuk perikanan prioritas, memperkuat tata kelola perikanan skala kecil, meningkatkan insentif berbasis pemerintah dan pasar untuk produk makanan laut yang berkelanjutan dan meningkatkan perlindungan spesies laut yang langka, terancam punah, dan dilindungi yang dipengaruhi oleh praktik penangkapan ikan.
USAID Ber-IKAN juga akan membantu meningkatkan pengelolaan perikanan dengan menerapkan pendekatan ekosistem dalam pengelolaan perikanan. Proses ini akan memandu penyusunan desain secara kolaboratif, implementasi, dan adaptasi insentif berbasis kemitraan dan pasar untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan.
Kegiatan USAID Ber-IKAN bekerja di delapan provinsi di bawah dua Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia WPPNRI 711 dan WPPNRI 715 antara lain , Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat , Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat/Papua Barat Daya.(Dhankz)