Melambungnya Harga Cabai, Terasa Manis Bagi Petani Di Lereng Gunung Slamet

SuaraNegeri.com
11 Juni 2022 | 23:41 WIB Last Updated 2022-06-11T16:41:08Z

SUARANEGERI.COM | PEMALANG – Emak emak sudah tidak mengeluhkan kelangkaan dan tingginya harga Minyak goreng yang saat ini sedang kembali ramai di perbincangkan publik menyusul melonjaknya sejumlah harga sayur mayur dipasaran.

Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang Ibu rumah tangga usai berbelanja di pasar desa Desa Pulosari Kabupaten Pemalang.

"Lombok merah dan cabai rawit, mengalami lonjakan berlipat ganda,"terangnya.

Toni Haryanto, pengepul hasil bumi asal Karangpoh, Desa Pulosari membenarkan lonjakan harga terjadi pada beberapa hasil pertanian seperti Tomat yang sebelumnya hanya Rp 3000, naik menjadi Rp 8000. 

Sementara harga kentang super awalnya Rp 9000 beralih menjadi Rp 11000, Lombok merah yang sebelumnya hanya Rp 21 ribu menjadi Rp 57 000. sedangkan yang paling mencolok adalah Cabai rawit  dari awalnya Rp 12500, saat ini pedagang menebus pada petani dengan harga  mencapai  Rp 47500 hingga Rp 50 000/kg, tergantung  jenis dan kwalitas barang.

Menurut Toni, harga yang Ia sebut adalah harga petani, sedangkan untuk kalangan pengecer tentu saja akan bervariatif, tergantung situasi dan geografis pasar. 

Berbeda dengan emak emak yang mengeluhkan tingginya harga Lombok/cabai dan sejumlah komoditas hortikultura, Sejumlah petani di lereng gunung Slamet justru merasa bersyukur dengan tingginya nilai jual hasil pertaniannya. 

"Alhamdulillah, Saat ini saya masih panen cabai dan  Lombok. Mudah mudahan harganya akan meningkat terus, agar kami dapat memperoleh keuntungan berlipat ganda," ujar mereka. (Himawan).
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Melambungnya Harga Cabai, Terasa Manis Bagi Petani Di Lereng Gunung Slamet

Trending Now

Iklan