H. Andi Idris Beberkan Alasan Kenapa Dokter Enggan Bertugas di Pulau, Ini Sebabnya

SuaraNegeri.com
09 Desember 2020 | 19:21 WIB Last Updated 2020-12-09T12:21:44Z
H. Andi Idris Beberkan Alasan Kenapa Dokter Enggan Bertugas di Pulau, Ini Sebabnya

SUARA NEGERI ■ Pengoperasional Puskesmas rujukan yang ada di desa Rajuni, kecamatan Taka Bonerate, kebupaten Kepulauan Selayar belum mendapatkan ijin dan kejelasan terkait operasi penggunaan dari Kementerian Kesehatan RI.

H. Andi Idris, S.Sos, yang merupakan anggota Komisi II DPRD kabupaten Kepulauan Selayar,  membidangi Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan serta Dinas Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan ini, menjelaskan terkait kendala ijin operasional Puskesmas tersebut. 

"Selain fasilitas alat kesehatan, ketersediaan dokter juga menjadi kendala kita, karena itu salah satu persyaratan mendapat izin operasional, utamanya dokter umum," kata H. Andi Idris, saat dikonfirmasi, pada Rabu (9/12/2020).

Lanjut, ia mengatakan bahwa tunjangan dokter ternyata rendah, di Selayar rupanya 5 juta untuk daratan dan 6 juta untuk pulau, makanya tidak ada yang mau keluar tugas di pulau karena hanya beda 1 juta dan mereka lebih memilih tugas di daratan. 

"Sekarang kita ubah, baru-baru diusulkan ke Pak Kadis dan kepala Rumah Sakit untuk coba mereka menghitung-hitung, jadi dibedakan setiap kecamatan, di kecamatan Pasilambena dari 6 juta menjadi 15 juta, Pasimarannu 14 juta, Taka Bonerate 13 juta dan Jampea 11 juta. Diturunkan sedikit, tapi itu sudah jadi karena dokter-dokternya sudah ditanya dan kebanyakan dokter PTT yang ada disini," ujar H. Andi Idris. 

Ia menambahkan bahwa selain Puskesmas rujukan, ia mendesak agar RS. Pratama Jampea segera dioperasikan di tahun 2021, ia juga menekankan terkait kekurangan perawat, khusus perekrutan perawat laki-laki diutamakan anak pulau. 

Terkait Pendidikan, anggota Komisi II DPRD kabupaten Kepulauan Selayar ini, saat ditanya oleh media terkait keadaan SMPN 30 Kepulauan Selayar mengatakan bahwa ia belum mengetahui langsung keadaannya. 

"Ini juga belum pernah saya tinjau dan tidak pernah juga ada laporan masuk terkait proses belajar-mengajarnya, kalau tidak kencang angin pastinya nanti saya datang saat reses, sama dengan di desa Tambuna saat turun reses dulu, saya baru tahu kalau mereka butuh SMP," tutup H. Andi Idris, S.Sos.

■ Irwan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • H. Andi Idris Beberkan Alasan Kenapa Dokter Enggan Bertugas di Pulau, Ini Sebabnya

Trending Now

Iklan