Orang Sumatera dilarang mengeluh saat lampu mati 1-2 minggu. Bukit Barisan digunduli untuk entah orang mana. Mungkin untuk hantu aru-aru, yang tinggal di hotel bintang 6.
Putranya rancak-rancak, putri Sumatera juga elok nian. Lagu-lagu dan masakannya mengisi perut dan telinga. Pemikir dan pejuangnya yang mendirikan bangsa. Bertemanlah dengan orang Sumatera premium, lancar hidup kau sampai ujung.
Depan rumah kami Samudera Hindia atau Selat Malaka. Belakang rumah, Bukit Barisan. Di atas kepala, matahari khatulistiwa. Di bawah kaki, patahan lempeng gempa paling aktif sedunia. Maka tak usah ajarkan cara bersabar dan jadi tangguh pada orang Sumatera. Sudah setingan lahir. Ada yang diterima masuk kampus hebat manalah, tapi tak ada uang, hei kawan, satu kampung berbaris mengeluarkan receh hingga emas. “Itu anak kami juga, sekolahkan dia yang jauh.”
Hei tapi kawan, tunggu, kekayaan Sumatera rupanya milik nasional. Tidak dengan bencananya.
J.S. Khairen. Penulis novel ‘Bungkam Suara’ dan ‘Dompet Ayah Sepatu Ibu.’ PUTRA SUMATERA.
Via @js_khairen

