SUARA NEGERI | SELAYAR — Eksistensi dan kepedulian terhadap lingkungan diinterpretasikan komunitas pengrajin lokal Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan melalui pengemasan limbah kerang dan botol terdampar yang bertujuan salah satunya dalam rangka untuk menunjukkan komitmen pengurangan sampah kiriman dari luar daerah.
Komunitas pengrajin lokal secara bertahap mendorong serta merangsang masyarakat untuk belajar melakukan pengemasan, plus menyulap limbah kerang laut dan sampah botol terdampar menjadi salah satu bahagian dari sumber mata pencaharian alternatif.
Masyarakat didorong untuk ikut terlibat secara aktif mengolah serta menjadikan kegiatan daur ulang limbah kerang laut, dan sampah botol terdampar sebagai lapangan pekerjaan baru.
Anggota bidang daya saing Dekranasda Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, Ir. Muhammad Ahdi mengutarakan, proses daur ulang limbah kerang laut dan sampah botol terdampar merupakan salah satu bentuk wujud dukungan serta kontribusi nyata kelompok komunitas pengrajin lokal untuk menekan tingginya pertumbuhan populasi limbah kerang laut, begitu pula halnya dengan sampah botol terdampar.
Kegiatan ini disebutnya sebagai salah satu bentuk edukasi dan strategi komunitas pengrajin lokal Kabupaten Selayar untuk membuka mata dan sekaligus mencerahkan wawasan berpikir warga masyarakat untuk melirik limbah kerang laut ataupun botol terdampar sebagai salah satu bahan material pembuatan barang kerajinan bernilai komersil dan menguntungkan dari sisi ekonomi.
Langkah ini disebutnya merupakan bentuk peran aktif komunitas pengrajin lokal dalam menumbuhkan inspirasi, kreatifitas, serta imajinasi masyarakat untuk mulai menekuni kegiatan daur ulang limbah kerang laut sebagai sebuah profesi berkelanjutan dan bukan sekedar pengisi waktu senggang semata.
Selain untuk menumbuhkan inspirasi, kreatifitas dan imajinasi berkarya masyarakat, pengolahan limbah kerang laut dan botol terdampar dipastikan akan tercipta menjadi peluang usaha baru yang dengan sendirinya akan mengubah mindset berpikir masyarakat untuk menjadikan kegiatan daur ulang limbah kerang laut sebagai bahagian dari keanekaragaman sumberdaya pembawa keberkahan dan pundi pundi rupiah.
Pengusaha dan sekaligus pemilik Gerai Al Birru tersebut optimis, usaha pengolahan limbah kerang laut dan botol terdampar akan mampu membangkitkan gairan, membangun, serta menumbuhkan inovasi masyarakat untuk berkarya menciptakan produk souvenir maupun barang kerajinan bermutu yang tak hanya sekedar diminati. Akan tetapi juga digandrungi oleh konsumen.
Hingga dengan demikian masyarakat akan meraup keuntungan dan mendulang rupiah dari kegiatan mendaur ulang limbah kerang laut yang selama ini diibaratkan mutiata terbuang oleh pria yang akrab disapa om Ahdi itu. (red)



