CLOSE ADS
CLOSE ADS

Makna 'Miskin' dalam Ajaran Islam yang Disalahartikan, Miskin Dalam Perspektif Alquran

SuaraNegeri.com
30 Mei 2025 | 22:33 WIB Last Updated 2025-05-30T15:33:18Z

SUARA NEGERI | Mungkin tidak semua  umat Islam dan sebagian ulama yang mengatakan bahwa pengertian 'miskin' dalam Islam itu adalah ketidakmampuan dalam bertahan hidup, tidak punya harta dan benda, tidak punya uang, susah dalam hidup atau serba kekurangan seperti yang di sitir pengertian 'miskin' dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) soal mengartikan 'miskin' tersebut.

Di dalam terjemahan beberapa ayat dalam Al qur'an pun, sama, pengertian 'miskin' itu di tuju kepada 'orang yang tidak mampu seperti di sebut dalam KBBI diatas.

Namun perlu di pahami dan di telaah terlebih dahulu secara seksama berdasarkan ilmu terminologi bahasa Arab bahwa arti miskin itu pengertiannya adalah: orang yang tenang, orang yang tentrem, diam, tidak bergerak dan bisa di artikan bertempat tinggal dan lain sebagainya.

Dalam bahasa Arab kata al-Miskin termasuk isim shifat muysabahan yang berasal dari, sin, kaf dan nun.

al-Miskin dan Sakina memiliki arti yang sama karena dasar katanya adalah: sakana-yaskumu-sukunan dan askana-yuskinu-iskanan.

Jika kita telaah lebih dalam lagi  hadist memiliki tujuan dan pengertian yang sama bahwa 'miskin itu menegaskan 'orang yang tenang' bukan orang  miskin.

Coba kita perhatikan hadist Rasulullah ini yang sangat terkenal dan akrab di telinga kita yang bisa dikatakan sangat kontroversi dalam kehidupan kita sehari-hari yang mana kebanyakan orang tidak ingin mengunakan hadist ini atau tidak ada yang mengikuti apa yang dikatakan Rasulullah.

Sudah tentu karena hidup ini kebanyakan orang tidak mau hidup miskin dan susah sehingga ada orang bergaya miskin tetapi memiliki uang dan harta yang banyak dan enggan dikatakan orang sombong, begitulah kondisi yang terjadi dalam kehidupan kita.

Dan itu tidak bisa di pungkiri bahwa hadist dibawah ini kebanyakan umat Islam tidak mengikutinya alias dilanggarnya.

Mari kita simak artinya agar tidak salah untuk memahami maknanya: 

Allahumma ahyinii miskiinan, wa amitnii miskiinan, wahsyurnii fii jumratil masaakiin”.

“Artinya : Ya Allah ! Hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, dan matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang miskin”.

Referensi :

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah (no. 4126) dan lain-lain.

Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini derajatnya : hasan.

Lihat pembahasannya di kitab beliau : Irwaul Ghalil (no. 861) dan Silsilah Shahihah (no. 308).

Ayo siapa yang mau hidup miskin dan siapa yang mau berkumpul dengan orang miskin?

Sudah tentu jawabanya: 'tidak ada yang mau'

Padahal sahabat nabi ada yang kaya-raya seperti Utsman bin Affan.

Dan Allah berjanji akan memberikan derajat dan surga hanya bagi orang yang beriman dan bertaqwa bukan dilihat dari kaya atau miskin umat nya melainkan dari sisi ketaqwaanya.

Singkat cerita: "paling tidak kita masih tetap berusaha sekuat tenaga dan berpikir untuk tidak hidup miskin meskipun belum diberi kekayaan atau kesuksesan, tapi setidaknya  setiap orang sudah pasti ingin berubah hidup dari keterpurukan menuju kejayaan meskipun belum tercapai".

Sekali lagi, bahwa makna dan tulisan kata 'miskin'  dalam perspektif Alqur'an beda dengan apa yang selama ini kita pahami yang selalu disalahartikan.

Dalam surat-surat Alquran banyak ayat ditemukan, seperti:

Wal-masaakiini,  wal-masaakiina, wal-masaakiinu, wal-miskiina, miskiin, miskiinan.

Jika miskin di artikan 'orang yang tenang' maka kesimpulannya memiliki nilai yang nyata, nilai yang nyata itu tentunya Alquran.

Lalu sinonim kata 'tenang' itu apa saja?

Salah satunya persamaan kata 'tenang' itu adalah 'sabar'. Jika arti 'sabar' sama dengan 'bertahan diri' berarti tenang, sabar dan bertahan diri itu, obyeknya apa?

Kembali kepada hadist di atas "hidupkan aku dalam keadaan miskin, matikan aku dalam keadaan miskin dan kumpulkan aku bersama orang-orang miskin.

Coba kita ganti dengan kata Alquran.

Hidupkan aku  dalam keadaan bertahan dengan Alquran, matikan aku dalam keadaan bertahan dengan Alquran dan kumpulkan aku dengan rombongan orang - orang yang dapat petunjuk yaitu Alquran.

Dan ini harus kita jawab bahwa obyek dari miskin, sabar atau bertahan diri itu adalah ke Allah dengan ciptaanya yaitu  Alquran sebagai al-hudan pedoman dan petunjuk hidup.

Dengan Alquran itulah kita bisa mendapat jalan yang lurus atau jalan yang benar (Shirathal Mustaqim" ). Salah satunya seperti apa yang ada di surat Al Baqarah ayat 215.

Semoga bermanfaat, jika ingin berargumen, mohon sertakan dengan dalil-dalil yang ilmiah jangan dengan emosi.

Sekian dan terima kasih.

Ditulis oleh: Zainul Abidin

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Makna 'Miskin' dalam Ajaran Islam yang Disalahartikan, Miskin Dalam Perspektif Alquran

Trending Now

Iklan