Anas Urbaningrum dan Gede Pasek Suardika Jadi Motor Konsolidasi PKN Menuju 2029

SuaraNegeri.com
Kamis, 27 November 2025 | 11:31 WIB Last Updated 2025-11-27T04:31:22Z

SUARA NEGERI | BALI — Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) menunjukkan arah politik yang semakin solid dengan tampil menonjolnya dua tokoh sentral, Ketua Umum Anas Urbaningrum dan Ketua Majelis Agung Gede Pasek Suardika (GPS). Keduanya memainkan peran dominan dalam Workshop Nasional Anggota DPRD PKN se-Indonesia yang digelar di Four Stars Hotel by Trans, Bali, 26–28 November 2025.

Acara ini, yang dihadiri puluhan legislator PKN dari berbagai daerah, memperlihatkan bagaimana duet Anas–GPS menjadi pilar utama konsolidasi politik PKN.

Anas Urbaningrum membuka workshop dengan pidato yang langsung menghidupkan suasana. Ia menegaskan PKN sebagai partai muda bukanlah hambatan, melainkan peluang strategis.

"PKN adalah partai yang sangat muda. Justru karena muda, kita punya ruang yang luas untuk membentuk diri sebagai partai yang relevan bagi masa depan bangsa," kata dia.

Ia mengingatkan seluruh kader bahwa peran DPRD PKN bukan sekadar administratif, tetapi politis dan strategis untuk menancapkan pengaruh PKN pada level daerah.

Anas juga menggarisbawahi bahwa Bali, sebagai tuan rumah, sarat simbol:

"Tantangan harus dimaknai sebagai peluang untuk melangkah ke lembaga legislatif yang lebih tinggi hingga ke Senayan," tegasnya.

Pidato Anas menjadi pusat gravitasi acara, mengonsolidasikan arah perjuangan PKN untuk lima tahun mendatang.

Jika Anas Urbaningrum adalah motor strategi, maka Gede Pasek Suardika adalah mesin ideologis dan organisatoris PKN. Dalam workshop ini, GPS tampil sebagai pemberi materi inti-menguraikan konsep teknis pengawasan legislator, pengelolaan reses yang efektif, dan penguatan fungsi representasi.

Dengan gaya bicara yang sistematis, GPS menekankan bahwa legislator PKN harus menjadi kader politik yang bersih, berani, dan berdaya analitis, memiliki political skill yang unggul, mengawal birokrasi daerah agar berjalan benar.

GPS menegaskan bahwa PKN bukan ingin punya legislator banyak saja, tetapi legislator berkualitas yang mampu mengimbangi eksekutif.

"DPRD bukan stempel kebijakan, tetapi ruang yang harus kita isi dengan pengawasan kritis dan tata kelola aspirasi yang cerdas," ujar GPS tegas. (by)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Anas Urbaningrum dan Gede Pasek Suardika Jadi Motor Konsolidasi PKN Menuju 2029

Trending Now

Iklan